Langkau ke kandungan utama

MASALAH SOSIAL DI KALANGAN REMAJA



KUALA LUMPUR 13 April - Persatuan Penduduk Perumahan Awam Sri Johor 4C, Cheras di sini berhasrat menubuhkan Kawasan Rukun Tetangga (KRT) bagi membantu persatuan tersebut membendung masalah sosial dan jenayah yang semakin serius di perumahan itu.
Pengerusi Persatuan Penduduk PA tersebut, Ab. Rashid Md. Yusop berkata, bagaimanapun cadangan itu masih dalam peringkat perbincangan.
Menurutnya, hasil siasatan persatuan mendapati ramai remaja di perumahan ini terlibat dalam kegiatan sosial dan vandalisme.
“Mereka melepak di sebuah siber cafe berhampiran perumahan ini sehingga awal pagi. Lebih mengecewakan, lokasi turut menjadi tumpuan pelajar ponteng sekolah,” katanya ketika ditemui Utusan Malaysia di sini hari ini.
Menurut Ab. Rashid, lebih membimbangkan kes-kes jenayah kecurian melibatkan kenderaan terutama motosikal kerap berlaku di perumahan itu.
“Bukan tidak ada operasi penguatkuasaan dijalankan pihak berkuasa, tetapi berulang semula selang beberapa hari,” katanya.
Tambah beliau, pihak persatuan berusaha menangani gejala sosial yang berlaku dalam kalangan anak-anak remaja di sini .
Ini termasuk bekerjasama dengan Jabatan Agama Islam Wilayah Persekutuan (JAWI) dan pihak polis, namun sehingga hari ini tiada jalan penyelesaian.
“Saya berpandangan, ibu bapa memainkan peranan penting menjaga tingkah laku anak-anak dan tidak seharusnya menyerahkan kepada pihak lain,” ujarnya.
Dalam masa sama, beliau turut merayu Dewan Bandaraya Kuala Lumpur (DBKL) menjalankan kerja-kerja baik pulih jalan rosak di kawasan perumahan itu.
“Banyak kemalangan berlaku melibatkan penunggang motosikal disebabkan jalan berlubang.
“ Saya berharap pihak DBKL segera bertindak sebelum sesuatu yang lebih buruk


Artikel Penuh: http://www.utusan.com.my/berita/wilayah/kl-putrajaya/gejala-sosial-remaja-membimbangkan-1.259671#ixzz4qb4kIxfT
© Utusan Melayu (M) Bhd 







PENYEBAB Pengertian Pergaulan Bebas Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batasbatas norma yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa.Pergaulan bebas sering dikonotasikan dengan sesuatu yang negatif seperti seks bebas, narkoba, kehidupan malam, dan lain-lain.Pada hal pergaulan bebas yang sangat menyorot adalah pada “free sex”.
Sedangkan remaja adalah individu yang labil emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar.karena remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa . 
Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 16 tahun sampai dengan 24 tahun.Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan.Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran di masa dulu.
Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil.Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan.Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan.Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.
. Penyebab Maraknya Pergaulan Bebas Berdasarkan penelitian di sebuah desa di Indonesia, sekitar 60 hingga 80 persen remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks. Ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Namun tabel lebih menunjukan banyak nya seks bebas di kalangan anak kos, karena kondisi yang jauh dari bimbingan orang tuanya. Kelompok remaja yang masuk ke dalam penelitian tersebut rata-rata berusia 16-25 tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat SLTA atau Mahasiswa.Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat SLTP.
 Seks pranikah, bisa meningkatkan resiko kanker mulut rahim. Jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, resiko terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat. Sekuat-kuatnya mental seorang remaja untuk tidak tergoda pola hidup seks bebas, kalau terus-menerus mengalami godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu suatu saat akan tergoda pula untuk melakukannya. Godaan semacam itu terasa lebih berat lagi bagi remaja yang memang benteng mental dan keagamaannya tidak begitu kuat.
Saat ini untuk menekankan jumlah pelaku seks bebas terutama di kalangan remaja bukan hanya membentengi diri mereka dengan unsur agama yang kuat, juga dibentengi dengan pendampingan orang tua dan selektivitas dalam memilih teman-teman.Karena ada kecenderungan remaja lebih terbuka kepada teman dekatnya ketimbang dengan orang tua sendiri.
Selain itu, sudah saatnya di kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara vulgar. Pendidikan Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, seperti penyakit menular seksual dan sebagainya yang di timbulkan. Dengan demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks bebas. Dalam keterpurukan dunia remaja saat ini, anehnya banyak orang tua yang cuek saja terhadap perkembangan anak-anaknya.

B.      PEMBAHASAN
Berikut ini di antara penyebab maraknya pergaulan bebas yang berada dekat di lingkungan kita :
 a. Sikap mental yang tidak sehat Sikap mental yang tidak sehat membuat banyaknya remaja merasa bangga terhadap pergaulan yang sebenarnya merupakan pergaulan yang tidak sepantasnya, tetapi mereka tidak memahami karena daya pemahaman yang lemah. Dimana ketidakstabilan emosi yang dipacu dengan penganiayaan emosi seperti pembentukan kepribadian yang tidak sewajarnya dikarenakan tindakan keluarga ataupun orang tua yang menolak, acuh tak acuh, menghukum, mengolok-olok, memaksakan kehendak, dan mengajarkan yang salah tanpa dibekali dasar keimanan yang kuat bagi anak, yang nantinya akan membuat mereka merasa tidak nyaman dengan hidup yang mereka biasa jalani sehingga pelarian dari hal tersebut adalah hal berdampak negatif, contohnya dengan adanya pergaulan bebas.
b. Pelampiasan rasa kecewa Yaitu ketika seorang remaja mengalami tekanan dikarenakan kekecewaannya terhadap orang tua yang bersifat otoriter ataupun terlalu membebaskan, sekolah yang memberikan tekanan terus menerus(baik dari segi prestasi untuk remaja yang sering gagal maupun dikarenakan peraturan yang terlalu mengikat), alasan sibuk karena jarang di rumah suka pergi lebih senang menitipkan anaknya di baby sitter.Udah gedean dikit di sekolahin di sekolah yang mahal tapi miskin nilai-nilai agama.Acara televisi begitu berjibun dengan tayangan yang bikin „gerah‟, Video klip lagu dangdut saja, saat ini makin berani pamer aurat dan adegan-adegan yang bisa meningkatkan gairah para lelaki.Belum lagi tayangan film yang bikin otak remaja teracuni dengan pesan sesatnya.
Ditambah lagi, maraknya tabloid dan majalah yang memajang gambar sekitar wilayah dada, dan buka paha tinggi-tinggi, serta gambar yang tidak layak dilihat lainya.Konyolnya, pendidikan agama di sekolah-sekolah ternyata tidak menggugah kesadaran remaja untuk kritis dan inovatif. ingkungan masyarakat yang memberikan masalah dalam sosialisasi, sehingga menjadikan remaja sangat labil dalam mengatur emosi, dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di sekelilingnya, terutama pergaulan bebas dikarenakan rasa tidak nyaman dalam lingkungan hidupnya.
 c. Kegagalan remaja menyerap norma Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi.
Mengapa Pergaulan Bebas Dapat Terjadi Dikalangan Remaja Apa sebenarnya faktor membuat orang untuk melakukan pergaulan bebas itu sendiri?
Menurut Dr.Soares: Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Bahkan Soares juga menyatakan pendapatnya tentang pergaulan bahwa itu merupakan HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskrriminasi, sebab hal itu melanggar HAM.
Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermsayarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini.
DAMPAK DARI PERGAULAN BEBAS
Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” (dunia gemerlap).Yang sudah menjadi rahasia umum bahwa di dalamnya marak sekali pemakaian narkoba.Ini identik sekali dengan adanya seks bebas. Pergaulan di antara lelaki dan perempuan yang tidak terkawal akan mendatangkan banyak kesan buruk kepada masyarakat.
 Contoh yang jelas dapat dilihat dalam masyarakat barat yang rata-rata mengamalkan pergaulan bebas.Sungguhpun dari aspek kebendaan mereka agak terkehadapan, namun dari aspek kerohanian dan akhlak mereka jauh ketinggalan di belakang. Antara kesan buruk daripada pergaulan bebas di antara lelaki dan perempuan ialah:
1. Pembuangan bayi Remaja yang terlibat dalam pergaulan bebas akan menjalinkan hubungan di luar nikah. Hal ini menyebabkan remaja perempuan mengandung sebelum mempunyai suami sah ( melalui perbikahan yang sakral ) . Dalam situasi tersebut, remaja yang hilang pegangan agama akan menjadi tidak berperikemanusiaan lalu meninggalkan anak yang baru dilahirkan di tempattempat seperti tandas awam, tong sampah, tepi longkang dan sebagainya.
2. Perceraian dan keruntuhan rumah tangga Kebanyakan pemudi-pemuda yang menikah cepat akibat daripada mengandung.Pembinaan rumahtangga tidak stabil kerana mereka masih belum matang. Sekiranya sebelum proses, perkawinan pun sudah ada berbagai halangan dan cabaran akibat pergaulan bebas, maka selepas menikah pun ia tidak akan kekal lama. Institusi keluarga akan mudah hancur, walaupun hanya disebabkan oleh perkara kecil. Ini dapat dilihat pada pertambahan kes perceraian yang berlaku di Malaysia.
3. Tersebarnya penyakit-penyakit yang membawa maut Terdapat berbagai penyakit yang lahir disebabkan oleh hubungan bebas di antara lelaki dan wanita, tidak pandang mental ataupun fisik. Antara penyakit tersebut ialah AIDS. Penyakit ini bisa mengakibatkan maut dan obatnya masih sukar ditemui.
SOLUSI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH PERGAULAN BEBAS
Kita semua mengetahui peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan, penyaluran minat dan bakat secara positif merupakan hal-hal yang dapat membuat setiap orang mampu mencapai kesuksesan hidup nantinya.Tetapi walaupun kata-kata tersebut sering diucapkan tetap saja masih banyak remaja yang melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan.Selain daripada solusi di atas masih banyak solusi lainnya. Solusi-solusi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki Cara Pandang Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam “kenyataan”, maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki angan-angan yang tidak sesuai dengan kemampuannya sehingga apabila remaja mendapatkan kekecewaan mereka akan mampu menanggapinya dengan positif.
 2. Menjaga Keseimbangan Pola Hidup Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelola waktu, emosi, energi serta pikiran dengan baik dan bermanfaat, misalnya mengatur waktu dalam kegiatan sehari-hari serta mengisi waktu luang dengan kegiatan positif.
 3. Jujur Pada Diri Sendiri Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri masing-masing.Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat dihindari.Jadi dengan ini remaja tidak menganiaya emosi dan diri mereka sendiri.
4. Memperbaiki Cara Berkomunikasi Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita.
5. Perlunya Remaja Berpikir Untuk Masa Depan,  Jarangnya remaja memikirkan masa depan. Seandainya tiap remaja mampu menanamkan pertanyaan “Apa yang akan terjadi pada diri saya nanti jika saya lalai dalam menyusun langkah untuk menjadi individu yang lebih baik?” kemudian hal itu diiringi dengan tindakan-tindakan positif untuk kemajuan diri para remaja. Dengan itu maka remaja-remaja akan berpikir panjang untuk melakukan hal-hal menyimpang dan akan berkurangnya jumlah remaja yang terkena HIV & AIDS nantinya.
 6. Menanamkan Nilai Ketimuran Kalangan remaja kita kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan pentingnya nilai-nilai ketimuran. Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai Keislaman yang juga membentuk akar budaya ketimuran.Nilai yang bersumberkan dipegang.Termasuk pada ajaran meningkatkan spiritualitas derajat agama keimanan dan ini perlu moralitas pemeluknya. Dengan dipegangnya nilai-nilai ini, harapannya mereka khususnya kalangan muda akan berpikir seribu kali untuk terjun ke pergaulan bebas.
7. Banyak Beraktivitas Secara Positif Cara ini menurut berbagai penelitian sangat efektif dijalankan.Pergaulan bebas, biasanya dilakukan oleh kalangan muda yang banyak waktu longgar, banyak waktu bermain, bermalam minggu.Nah, untuk mengantisipasi hal tersebut, mengalihkan waktu untuk kegiatan lewat hal-hal positif perlu terus dikembangkan.Misalnya dengan melibatkan anak muda dalam organisasiorganisasi sosial, menekuni hobinya dan mengembangkannya menjadi lahan bisnis yang menghasilkan, maupun mengikuti acara-acara kreatifitas anak-anak muda. Dengan demikian, waktu mudanya akan tercurahkan untuk hal-hal positif dan sedikit waktu untuk memikirkan hal-hal negatif seperti pergaulan bebas tersebut.
8. Sosialisasi Bahaya Pergaulan Bebas Dikalangan anak muda Pergaulan bebas sering dilakukan karena bisa jadi mereka tidak tahu akibat yang ditimbulkannya.Seperti misalnya penyakit kelamin yang mematikan.Nah, sosialisasi hal ini.Informasi-informasi mengenai bahaya yang ditimbulkan akibat pergaulan bebas ini perlu terus disebarkan di kalangan muda.Harapannya, mereka juga punya informasi sebagai bahan pertimbangan akal sehatnya. Jika informasi tersebut belum didapatkan ada kemungkinan mereka akan terus melakukan pergaulan bebas semau mereka. Tapi, kalau informasi sudah didapatkan tapi mereka tetap nekad melakukan itu persoalan lain lagi. Sepertinya perlu ada penanganan khusus, apalagi yang sudah terangterangan bangga melakukan pergaulan bebas.
9. Menegakkan Aturan Hukum Bagi yang bangga tersebut, tak ada hal lain yang bisa menghentikan selain adanya perangkat hukum dan aturan hukum yang bisa menjeratnya. Setidaknya sebagai efek jera. Yang demikian harus dirumuskan dan dilaksanakan melalui hokum yang berlaku di negara kita. Langkah ini sebagai benteng terakhir untuk menyelamatkan anak-anak muda dari amoralitas karena perilaku pergaulannbebas yang lambat laun otomatis akan merusak bangsa ini. 10. Munakahat Munakahat atau menikah.Cara ini efektif sekali.Inilah yang ditawarkan oleh Islam sebagai salah satu solusi atas pergaulan bebas. Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi adanya pergaulan bebas khususnya di kalangan remaja.
10. Cara Pergaulan Yang Baik Pergaulan yang baik sebenarnya gampang-gampang susah, yang jelas tergantung dari tingkah laku kita sendiri. Kita harus banyak berkomunikasi dengan orang-orang yang kita percayai atau keluarga kita sendiri.Dalam bergaul yang sangat mempengaruhi adalah lingkungan sekitar.Ada pepatah yang mengatakan masuk ke kandang kambing tapi jangan seperti kambing, begitu juga dengan bergaul kita harus memperhatikan lingkungan sekeliling kita. Bagaimana cara orang berperilaku yang baik. Gaya berbicara yang sopan dan santun dalam bergaul tidak harus dengan cara ugal-ugalan atau ketenaran semata. Jadi yang harus kita lakukan adalah jadi diri kamu sendiri bagaimana oarang disekeliling kamu merasa nyaman saat berkomunikasi dengan kita. Jadi cobalah memberanikan diri untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam isi hati kita.
PENUTUP
1. Kesimpulan Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat.
 Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini. Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran serta orangtua dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari anaknya, memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan seks yang benar. Oleh sebab itu permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen bangsa tanpa terkecuali. Usaha untuk pencegahan sudah semestinya terus dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda kita. Agar lebih bermoral, agar lebih bisa diandalkan untuk kebaikan negara ke depan.
2. Saran Boleh bergaul dengan siapa saja , namun harus tidak menyalahi aturan dan atau melewati batas-batas norma agama, susila, yang bisa mencelakakan diri sendiri .
DAFTAR PUSTAKAMasalah gejala sosial di dalam kalangan remaja pada hari ini akan memberikan kesan dan impak yang begitu besar dalam diri individu, masyarakat dan Negara.  Remaja pada hari ini merupakan aset utama dan sangat penting dalam pembangunan negara pada masa akan datang. Kesan jangka panjang dan jangka pendek pasti akan berlaku seandainya remaja dan masyarakat pada hari ini tidak tahu bagaimana untuk menanganani permasalahan yang kian meruncing ini, ini menjadikan pembentukkan jati diri dan kemuliaan akhlak rapuh dari mata masyarakat kita sendiri.Akhlak merupakan peribadi dan cermin diri bagi seseorang individu. Sekiranya seseorang individu itu mempunyai akhlak yang buruk, maka peribadi seseorang individu itu juga akan menjadi buruk. Remaja yang mempunyai akhlak yang buruk boleh memberi kesan kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan negara.
            Seseorang insan yang dilahirkan didunia yang fana ini ibarat sesuci kain putih yang tiada kotoranya, ianya terpulang pada seseorang individu itu bagaimana dia hendak mencorakkan kehidupannya. Individu yang mencorakkan dirinya dengan akhlak yang baik akan dipandang mulia dan tinggi, berbanding individu yang mencorakkan dirinya dengan perkara-perkara negatif akan dipandang serong dan dicemuh oleh masyarakat sekeliling. Bagi seseorang yang bergelar muslim terutamanya remaja, akhlak yang baik seharusnya dihiasi dengan perkara-perkara keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Sebaliknya, kebanyankkan remaja muslim pada hari ini tidak mengikut ajaran islam yang sebenarnya, sebaliknya memalukan agama, bangsa dan Negara. Tidak dapat dinafikan juga kesan gejala sosial ini akan memberikan kesan yang mendalam pada diri seseorang remaja itu.
Kesan Ke atas Keluarga
  Keluarga memainkan peranan yang sangat penting kerana dari institusi kekeluargaanlah kebahagian dan keharmonian sesuatu masyarakat itu terbentuk. Keruntuhan sesebuah institusi kekeluargaan akan menyebabkan hilangnya kebahagian dan keharmonian yang dialami sesuatu masyarakat. Akhlak seseorang individu remaja yang baik dan mulia datangnya daripada sesebuah institusi kekeluargaan yang harmoni dan bahagia. Oleh sebab itu, keruntuhan akhlak dalam institusi kekeluargaan akan memberikan kesan yang besar ke atas kebahagian dan keharmonian sesuatu institusi kekeluargaan itu. Akibat daripada wujudnya ketidak harmonian dalam kekeluargaan, sesebuah kekeluargaan pastinya akan berlakunya penceraian. Ini akan menjadikan masa depan anak-anak akan terbiar dan tidak terpelihara, seterusnya hilang tempat bergantung dan bermanja. Kesannya berlakunya masalah-masalah sosial yang lain seperti budaya lepak, ketagihan dadah, pelacuran, perjudian, hubungan sesama jenis dan masalah-masalah yang lain.
Kesan Ke atas Masyarakat
  Jatuh bangunnya sesuatu negara, agama dan bangsa pada masa kini ialah dengan melihat akhlak dan moral sesuatu masyarakat. Tidak dinafikan akhlak remaja pada hari ini sangat membimbangkan masyarakat. Sekiranya hal ini tidak dibendung oleh pihak–pihak yang tertentu, terutamanya oleh pihak kerajaan, maka tidak hairanlah suatu hari nanti, akan datang masyarakat kita akan hancur dan keruntuhan akhlak remaja–remaja Melayu terutamanya akan rosak dan binasa. Namun begitu terdapat kesan yang paling ketara yang akan dilihat kiranya akhlak remaja pada hari ini tidak dibendung dengan segera. Masyarakat di negara ini akan menjadi porak-peranda, berpecah-belah dan tidak bersatu-padu. Akibatnya perasaan buruk dan prasangka akan wujud dalam masyarakat. Sifat saling curiga-mencurigai akan bertahta di hati masyarakat. Hal ini menberi kesan apabila berlaku pergaduhan dalam masyarakat. Isu-isu perkauman akan wujud seandainya pergaduhan ini melibatkan antara dua kaum. Sekaligus kadar jenayah dalam kalangan masyarakat juga akan meningkat yang mana hal ini disebabkan oleh kadar keruntuhan akhlak di kalangan remaja semakin meningkat.
Kesan Ke atas Negara
  Implikasi utama terhadap negara jika gejala sosial tidak ditengani segera akan menyebabkan negara akan kehilangan pelapis generasi kepimpinan pada masa hadapan. Hal ini akan menjadikan kerancakan pembangunan negara akan terbantut dan keadaan sosioekonomi negara menjadi lembap kerana wujudnya gejala sosial dan keruntuhan akhlak yang tinggi di kalangan masyarakat. Perkara ini menjadikan kadar jenayah dalam negara juga akan meningkat sejajar dengan peningkatan gejala sosial ia sekaligus meningkatkan kos perbelajaan kerajaan untuk mengurangkan kadar jenayah. Seterusnya anasir-anasir luar akan meresap masuk kedalam negara sekiranya generasi muda pada hari ini tidak tahu menjaga akhlak mereka. Dan, kesan paling utama ialah remaja pada hari ini terutamanya akhlak remaja Islam hancur dan rosak, maka pandangan bangsa lain terhadap agama yang kita anuti pada hari ini tentulah serong dan buruk.

KARANGAN 3 :
Punca-Punca Dan Langkah-Langkah Membendung Gejala Sosial Dalam Kalangan Remaja
 Sejak akhir-akhir ini, gejala sosial dalam kalangan remaja semakin membarah. Setiap hari terdapat paparan berita mengenai gejala negatif ini sehingga menggugat kesejahteraan masyarakat dan negara. Situasi ini amat membimbangkan semua pihak kerana remaja merupakan tonggak harapan masa depan negara. Terdapat pelbagai faktor yang menyumbang pertambahan kes gejala sosial ini.
            Antara faktornya ialah kurangnya kasih sayang dan perhatian daripada ibu bapa. Institusi keluarga juga semakin rapuh pada masa ini lantaran ibu bapa sibuk mencari kekayaan. Demi kesibukan tersebut menyebabkan ibu bapa tidak mempunyai masa untuk mendidik anak-anak mereka dengan agama dan nilai kerohanian. Ini menyebabkan jiwa anak-anak kosong kerana tidak diberikan input agama yang dapat membentengi mereka daripada pengaruh negatif. Oleh itu, ibu bapa mestilah lebih prihatin terhadap kegiatan masa lapang anak-anak mereka. Sikap ini amat penting supaya anak-anak tidak terperangkap dalam gejala ini yang dipasang oleh sindiket-sindiket yang berkepentingan kerana sindiket ini merekrut anak-anak yang datang daripada keluarga yang bermasalah untuk menjalankan kegiatan gengsterisme. Ibu bapa haruslah menutup ruang ini serapat-rapatnya agar sindiket tersebut tidak mempunyai ruang untuk meracuni pemikiran anak-anak.
            Di samping itu, pengaruh rakan sebaya. Apabila anak-anak meningkat remaja, hubungan dengan ibu bapa semakain renggang sebaliknya anak-anak lebih rapat dengan rakan sebayanya. Hubungan yang rapat ini menyebabkan sesetengah anak mudah meniru perlakuan negatif yang dilakukan oleh rakannya. Oleh itu, remaja mestilah mempunyai jati diri yang utuh agar tidak mudah dipengaruhi oleh rakan-rakan yang bermasalah. Remaja perlu bijak memilih rakan kerana kajian mendapati bahawa remaja pada masa ini lebih banyak menghabiskan masa mereka bersama dengan rakan-rakan berbanding dengan keluarga. Remaja perlu menjauhkan diri daripada rakan-rakan yang berperangai buruk dan cuba mempengaruhi mereka melibatkan diri dalam kegiatan sosial ini. Kegagalan remaja memiliki jati diri boleh membinasakan masa depan remaja lantaran pujukan rakan yang bermasalah ini.
                 Gejala sosial meningkat kerana banyaknya tekanan yang dihadapi oleh remaja pada masa ini. Tekanan tersebut berupa harapan ibu bapa yang tinggi kepada mereka untuk mencapai keputusan yang cemerlang dalam peperiksaan. Apabila mereka gagal mencapai tahap yang diharap, mereka sering dipersalahkan. Remaja terlibat dengan gejala ini untuk melepaskan tekanan tersebut. Oleh itu, kaunselor sekolah perlu lebih proaktif untuk mendekati dan membimbing pelajar-pelajar yang terlibat dalam gejala ini. Program-program sahsiah dan motivasi perlu diadakan bagi membina jati diri dan wawasan yang tinggi dalam kalangan pelajar. Malahan, aktiviti lasak yang dapat membina semangat perlu diadakan supaya para pelajar sentiasa positif, kuat jati diri dan proaktif.
                 Gejala sosial meningkat kerana pengaruh media massa. Sejajar dengan konsep globalisasi, banyak hiburan khususnya dari barat menerjah masuk ke negara kita. Remaja tidak mahu menjadi seperti katak di bawah tempurung itu mudah terpengaruh oleh paparan hiburan di media massa yang menampilkan pergaulan bebas, pakaian seksi, budaya kelab malam serta penagihan dadah. Pihak kerajaan perlu memperbanyak pusat-pusat rekreasi dan riadah untuk remaja mengisi masa lapang mereka dengan berfaedah. Sebagai contohnya, pembinaan gelanggang badminton dan futsal dapat menjadi tempat kepada remaja untuk bermain permainan tersebut. Permainan seperti ini dapat mengelakkan remaja daripada membuang masa dengan melakukan perkara-perkara yang tidak berfaedah.
            Kesimpulannya, semua pihak haruslah bersatu hati dan berganding bahu untuk mengambil tindakan yang konkrit dan proaktif bagi menangani masalah gejala sosial. Punca ini harus ditangani kerana gejala sosial ini seperti kanser yang boleh memudaratkan kesejahteraan masyarakat dan Negara. Sekiranya perkara ini diambil berat, gejala ini dapat diatasi dengan mudah. Jelaslah bahawa peranan dan tanggungjawab semua pihak sangat penting bagi mengurangkan berlakunya gejala sosial ini.
KARANGAN 4 :
Gejala sosial dalam kalangan remaja
GEJALA sosial merupakan satu amalan tidak sihat yang sering dikaitkan dengan remaja pada masa kini. Gejala atau masalah yang ketara yang dapat kita lihat dalam masyarakat kita pada hari ini adalah seperti masalah atau gejala samseng atau gangsterisme, seks bebas, pembuangan bayi, merempit atau lumba haram, penyalahgunaan dadah, minum arak dan ponteng sekolah. Gejala-gejala seperti ini dapat mendorong seseorang remaja terjebak ke lembah yang boleh merugikan diri sendiri, keluarga, masyarakat dan negara. Seringkali kita dengar berbagai-bagai berita buruk yang sering disiarkan dikaca-kaca televisyen, di corong-corong radio mengenai masalah ini terutamanya kes pembuangan bayi, kes gangster (buli), dadah, ponteng sekolah dan lain-lain lagi. Zaman remaja merupakan zaman yang sangat menyeronokkan bagi setiap individu. Pada zaman remaja, seseorang individu sudah semestinya ingin mencuba pelbagai benda dalam kehidupan mereka.
Kehidupan zaman remaja seolah-olah memberikan kebebasan yang sepenuhnya untuk melakukan pelbagai perkara tanpa berfikir panjang terlebih dahulu. Oleh sebab itu, tidak mustahil seseorang remaja boleh terjebak ke lembah gejala sosial yang tidak sihat ini. Jika kita teliti dengan mendalam terdapat banyak punca kenapa golongan remaja mudah terjebak dalam kancah gejala sosial. Antara punca-punca berlakunya masalah ini adalah kurangnya didikan agama dalam keluarga, ibu bapa terlalu sibuk dengan urusan harian mereka sehingga mengabaikan tanggungjawab mereka sebagai ibu bapa terhadap anak-anak.

Selain itu, berpunca daripada pergaulan bebas, kurangnya kasih sayang ibu bapa dan sebagainya. Hal ini, menyebabkan remaja sekarang terlalu bebas untuk melakukan apa sahaja tanpa berfikir terlebih dahulu sama ada perkara yang dilakukan itu baik ataupun buruk. Oleh itu, masalah ini haruslah dibendung daripada sekarang agar tidak menyesal dikemudian hari terutamanya ibu bapa. Ibu bapa perlulah meluangkan lebih banyak masa bersama anak-anak di rumah, memberikan perhatian yang penuh kepada anak-anak agar mereka lebih berasa disayangi. Selain itu, pendidikan agama juga haruslah ditekankan dalam hidup anak-anak supaya mereka berakhlak mulia dan tahu membezakan yang mana baik dan yang mana buruk. Oleh itu, masalah ini perlu dikawal sejak dari rumah dan perlu diterapkan sejak kecil lagi agar dapat melahirkan generasi yang elok perangai dan akhlaknya pada masa hadapan bak mengikut peribahasa Melayu iaitu “sediakan payung sebelum hujan”.

Kurangnya nilai dan pegangan agama yang kukuh maka tidak mustahillah iman seseorang itu akan goyah terutamanya insan yang baru hendak mengenal selok-belok kehidupan di dunia ini yang penuh dengan segala cabaran dan dugaan hidup. Ajaran agama perlulah diterapkan sejak dari rumah lagi. Ibu bapa bertanggungjawab dalam memberikan ajaran agama yang sempurna untuk membentuk akhlak anak-anak supaya lebih baik dan dapat membezakan antara yang baik dan buruk. Jika ibu bapa tidak menerapkan ajaran agama dalam diri remaja, sedikit sebanyak remaja tersebut kurang panduan dalam menghadapi cabaran sosial yang serba mencabar ini. Pendidikan agama perlu diterapkan dalam diri remaja sejak kecil lagi. Ajaran yang terkandung di dalam Al-Quran dan Hadis sebenarnya sudah cukup menyeluruh untuk dijadikan panduan hidup dalam menerangi kegelapan. Islam sudah menerangkan secara jelas tentang bahana atau hukuman setiap gejala sosial jika dilakukan oleh orang Islam.
Jika panduan agama ini dijadikan satu pegangan yang kukuh dalam diri maka, secara tidak langsung gejala sosial tidak akan wujud dalam negara dan ia dapat dibendung dengan baik sekali. Hal ini tidak hanya berfokuskan kepada penganut agama Islam sahaja, agama-agama lain juga seperti agama hindu, buddha, kristian dan lain-lain mencegah sekeras-kerasnya penganut mereka melakukan perkara-perkara yang tidak baik yang boleh menimbulkan kerumitan dalam hidup. Sekiranya ajaran atau didikan agama yang sempurna maka, hidup manusia dalam keluarga, masyarakat dan negara akan aman dan bebas daripada segala gejala sosial yang timbul seperti lumba haram, dadah, bergaduh dan sebagainya.

Ibu bapa yang terlalu sibuk dengan tugas masing-masing merupakan salah satu punca berlakunya gejala sosial ini. Majoriti pada zaman sekarang ibu bapa boleh dikatakan 80% bekerja kedua-duanya sehinggakan kualiti masa untuk bersama dengan anak-anak di rumah tiada, menyebabkan kehidupan seharian anak-anak terabai dan secara tidak langsung nilai kasih sayang juga berkurangan. Kesibukan bukan alasan sebagai penghalang ibu bapa mengambil berat hal anak-anak mereka. Paling penting ibu bapa tahu peranan dan mengamalkan masa yang berkualiti dengan anak-anak. Ibu bapa seharusnya mempunyai masa untuk berkomunikasi dan mengambil tahu perihal anak-anak mereka. Selain itu, ibu bapa yang memiliki anak remaja hendaklah ‘menjadi rakan’ kepada mereka. Dengan ini anak-anak akan lebih mempercayai ibu bapa dan menjadikan mereka sebagai rujukan jika berdepan dengan masalah. Apabila anak-anak bercerita tentang masalah mereka, ibu bapa hendaklah memberikan tumpuan. Jangan terus membuat spekulasi yang tidak baik ataupun terus menghukum. Berikan masa untuk berbincang dan mencari jalan penyelesaian terbaik. Tetapi dunia hari ini, disebabkan kesibukkan itu ibu bapa semakin merasakan berada di zon selesa.
 

Ibu bapa merupakan insan yang paling terdekat dengan anak-anak atau remaja. Ibu bapa haruslah meluangkan lebih banyak masa dengan anak remaja mereka di rumah. Menerapkan nilai-nilai kasih sayang yang mencukupi serta ajaran atau didikan agama yang sempuran untuk membentuk keperibadian yang sempurna dan mulia. Selain itu juga, ibu bapa yang memiliki anak remaja hendaklah menjadi rakan kepada mereka. Dengan ini anak-anak akan lebih mempercayai ibu bapa dan menjadikan mereka sebagai rujukan jika berdepan dengan masalah. Apabila anak-anak bercerita tentang masalah mereka, ibu bapa hendaklah memberikan tumpuan. Jangan terus membuat spekulasi yang tidak baik ataupun terus menghukum. Berikan masa untuk berbincang dan mencari jalan penyelesaian terbaik. Selain itu, ibu bapa juga perlu mengenali rakan anak-anak remaja mereka. Jika perlu, sesekali minta supaya anak-anak membawa rakan-rakan mereka ke rumah supaya dapat dipastikan dengan siapa anak kita berkawan. Ibu bapa harus sentiasa berdoa agar anak-anak mereka terhindar dari perkara-perkara yang tidak diingini. Mereka harus sedar bahawa doa ibu bapa sangat penting untuk kesejahteraan hidup anak-anak dan juga ia membawa keberkatan dalam hidup seharian.
 

Peranan pihak sekolah terutamanya guru-guru merupakan satu langkah yang perlu diambil serius. Guru-guru di sekolah pula bukanlah sekadar pembimbing akademik, tetapi harus menjadi rakan kepada remaja. Guru yang diingati oleh remaja ialah guru yang boleh dibawa berbincang dan sama-sama menyelesaikan masalahnya. Guru yang hanya memerintah akan diingati sebagai pemerintah dan tidak didekati. Hasilnya, arahan akademik bukan sahaja tidak dipatuhi, bahkan mewujudkan pemberontakan antara pelajar dengan gurunya. Ini pula akan menyebabkan pelajar tidak mempunyai minat terhadap proses pembelajaran. Oleh itu, guru perlulah pandai mengambil hati murid-murid mereka juga agar suasana yang sihat dapat diwujudkan.
 

Kesan ke atas individu itu sendiri iaitu remaja yang terlibat. Seseorang insan yang dilahirkan didunia yang fana ini ibarat sesuci kain putih yang tiada kotoranya, ia terpulang pada seseorang individu itu bagaimana dia hendak mencorakkan kehidupannya. Individu yang mencorakkan dirinya dengan akhlak yang baik akan dipandang mulia dan tinggi, berbanding individu yang mencorakkan dirinya dengan perkara-perkara negatif akan dipandang serong dan dicemuh oleh masyarakat sekeliling. Bagi seseorang yang bergelar muslim terutamanya remaja, akhlak yang baik seharusnya dihiasi dengan perkara-perkara keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Sebaliknya, kebanyakan remaja muslim pada hari ini tidak mengikut ajaran Islam yang sebenarnya, sebaliknya memalukan agama, bangsa dan negara. Tidak dapat dinafikan juga kesan gejala sosial ini akan memberikan kesan yang mendalam pada diri seseorang remaja itu sehingga boleh membawa kepada kerosakkan diri sendiri akibat daripada tindakan bodoh yang dilakukan itu.

Seterusnya, kesan kepada keluarga. Akhlak seseorang individu remaja yang baik dan mulia datangnya daripada sesebuah institusi kekeluargaan yang harmoni dan bahagia. Oleh sebab itu, keruntuhan akhlak dalam institusi kekeluargaan akan memberikan kesan yang besar ke atas kebahagian dan keharmonian sesuatu institusi kekeluargaan itu. Akibat daripada wujudnya ketidak harmonian dalam kekeluargaan, sesebuah kekeluargaan pastinya akan berlakunya penceraian. Ini akan menjadikan masa depan anak-anak akan terbiar dan tidak terpelihara, seterusnya hilang tempat bergantung dan bermanja. Kesannya berlakunya masalah-masalah sosial yang lain seperti budaya lepak, ketagihan dadah, pelacuran, perjudian, hubungan sesama jenis dan masalah-masalah yang lain.


Secara kesimpulannya, kita semua haruslah bertindak dengan lebih pantas dan tuntas dalam menangani masalah gejala sosial ini agar tidak terus merebak menjadi lebih parah lagi. Pelbagai langkah boleh diambil dan dilaksanakan, tetapi apa yang lebih penting ibu bapa mestilah memainkan peranan dan tanggungjawab dalam mengatasi masalah keruntuhan akhlak dalam kalangan remaja.Dengan kata lain, walauapapun langkah yang diambil oleh mana-mana pihak, tanpa kerjasama daripada ibu bapa, nescaya gejala ini sukar diatasi. Seseorang individu (remaja) mestilah memikirkan terlebih dahulu apa yang hendak dilakukan dan kesan yang bakal mereka hadapi agar tidak menyesal dikemudian hari.
Masalah sosial haruslah dipandang serius oleh semua pihak kerana para remaja merupakan aset yang penting untuk pembangunan negara pada masa yang akan datang. Justeru, semua pihak mestilah memainkan peranan dan bertanggungjawab untuk menangani masalah sosial supaya para remaja tidak terjerumus dalam gejala sosial tersebut. Sekirannya negara bebas daripada segala gejala sosial ini maka, negara  dapat melahirkan generasi yang bersih daripada segala masalah dan generasi yang dilahirkan ini dapat menerajui negara kita ke arah Wawasan 2020 serta dapat membentuk sebuah negara yang aman, damai dan harmoni. Selain itu, kehidupan seharian dapat dijalankan tanpa ada sedikit perasaan risau atau bimbang dengan masalah-masalah yang akan berlaku. Oleh itu, semua pihak perlu berganding bahu tanpa menunding jari kepada satu pihak sahaja untuk menangani masalah gejala sosial ini. Muafakat bersama akhirnya akan membawa berkat dalam kehidupan kita.
KARANGAN 5 :

Karangan: Gejala sosial dalam kalangan remaja
              Pada era globalisasi ini, masalah gejala sosial semakin meningkat dari semasa ke semasa. Hal ini mendatangkan kebimbangan banyak pihak antaranya ibu bapa khususnya. Masalah sosial seperti gejala melepak, lumba haram, buli dan sebagainya semakin hangat diperkatakan dari buah mulut masyarakat malah menjadi isu yang serius dipaparkan didada-dada akhbar kebelakangan ini. Oleh itu, kita tidak seharusnya memandang enteng akan masalah tersebut. Terdapat beberapa punca berlakunya masalah sosial ini terjadi kepada golongan remaja khususnya.
              Antara punca berlakunya gejala sosial ialah masalah hal keluarga yang dihadapi dalam sebuah keluarga. Pertengkaran ataupun perbalahan antara ibu bapa yang berlarutan memberi impak yang besar terhadap anaknya tanpa mereka sedari. Masalah tersebut banyak berlaku apabila kedua orang tua yang disayangi mengambil keputusan untuk menamatkan hubungannya dengan erti kata lain berpisah mendorong anak untuk mencari kehidupan yang lebih baik diluar dengan melakukan aktiviti yang kurang sihat iaitu melepak. Perasaan inginkan hiburan adalah lumrah kehidupan individu dengan bertujuan melepaskan tekanan dan melupakan masalah yang berlaku keatas dirinya. Percampuran pergaulan denagn golongan yang kurang adab dan tidak membawa kebaikan membuatkan mereka menjadi lebih liar dan turut kurang akhlak dalam dirinya. Lebih membimbangkan apabila mereka berasa kawan lebih penting dari keluarga. Hal ini kerana, sikap ambil berat seseorang terhadapnya menimbulkan perasaan rasa kurang kasih saying atau perhatian daripada ibu bapa. Hal ini juga berpunca disebabkan oleh ibu bapa yang tidak mengambil berat serta memandang rendah tentang masalah ynag dihadapi oleh anak mereka. Selain itu, anak-anak yang kurang mendapat perhatian ibu bapa akan mengambil tindakan yang salah tanpa berfikir panjang seperti terbabit dalam pelbagai masalah gejala sosial. Jika dibiarkan gejala melepak ini berlarutan kemungkinan akan mendatangkan pandangan yang kurang enak  dari negara luar yang beragama islam terhadap gaya hidup masyarakat kita. Justeru itu, imej negara kita akan tercemar hanya disebabkan masalah gejala melepak ini. Maka, ibu bapa memainkan peranan yang besar dalam mendidik anak dari awal lagi bak kata pepatah meluntur buluh biarlah dari rebungnya. Selain itu, ibu bapa juga perlu mengetahui dan mengenalpasti latar belakang kawan agar anak tidak terjebak dengan aktiviti yang tidak sihat. Malahan, pihak polis perlulah kerap melakukan rondaan ditempat-tempt yang menjadi sasaran remaja melepak. Dengan usaha yang dilakukan dapat mengurangkan masalah gejala sosial sekaligus masalah jenayah di negara kita.

                 Tambahan pula, masalah buli juga merupakan salah satu gejala sosial yang semakin berleluasa. Ini disebabkan remaja mudah  terpengaruh dengan keadaan sekeliling dan juga aksi ynag ditayangkan di media massa. Kita dapat menyaksikan betapa aksi-aksi ganas yang ditanyangkan sebenarnya boleh mendatangkan kesan negatif terhadap remaja khususnya untuk turut mencuba melakukannya. Sikap remaja yang ingin mencuba sesuatu yang baru mempengaruhi diri dan terus melakukannya tanpa memikirkan akibat atau kesan terhadapnya malah keluarganya. Malahan, kebanyakan pihak sekolah yang buntu dalam mencari jalan bagi mengatasi masalah tersebut membuatkan mereka makin naik lemak dan berani melakukan lebih sehingga melibatkan kes pembunuhan. Apa yang lebih membimbangkan adalah sikap belas kasihan dalam diri si pembuli langsung tiada sehinggakan tidak kisah jika tindakannya sampai ke tahap pembunuhan. mengapa hal ini terjadi? Masalah ini sering terjadi adalah kerana sikap ibu bapa yang kurang memberi didikan agama dan lebih mengisi masa dengan mencari punca pendapatan daripada memberi perhatian sepenuhnya terhadap anak. Justeru itu,ibu bapa yang tidak mahu mengambil tahu akan masalah yang dihadapinya di sekolah iaitu remaja. Implikasinya, kurang keyakinan diri akibat dibuli. Selain itu, perasaan takut muncul untuk ke sekolah akibat daripada perbuatan ini. . Dengan itu, kempen mengatasi masalah buli perlu diadakan dengan lebih kerap di sekolah dengan bertujuan bagi mendedahkan dengan lebih terperinci dan lebih dalam akan keburukan membuli. Malah, ibu bapa perlulah sentiasa menyuarakan dan menanyakan masalah yang dihadapi remaja dan memberi cadangan untuk menyelesaikannya. Melalui cara yang santai ini dapat mengeratkan hubungan silaturrahim dan turut sama menyelami hati dan keinginan mereka.
                          Seterusnya, masalah ponteng sekolah. Senario ponteng sekolah bukanlah masalah sosial baru di kalangan pelajar sekolah di negara ini. Daripada keseluruhan pelajar yang dikenal pasti terbabit dengan masalah ponteng, kira-kira 97% adalah dari kalangan pelajar lelaki dan 3% adalah kalangan perempuan. Masalah ponteng sekolah lebih ketara berlaku di kalangan pelajar sekolah menengah iaitu tingkatan 2 dan 3 terutama mereka yang bersekolah di kawasan Bandar dan sekolah di pinggir Bandar. Di antara faktor yang menyebabkan berlaku masalah ini ialah tiada minat atau motivasi untuk ke sekolah, pengaruh rakan sebaya dan pengaruh persekitaran seperti melepak di pusat hiburan, pusat membeli belah dan melayari internet di cyber cafe.
                           
                           Perkara kepada suka mencuba ini adalah berkait rapat dengan lumba haram juga. Gejala lumba haram mula popular dikalangan remaja sekitar akhir tahun 90 an. Alasan sering kali diutarakan oleh remaja yang menyertai lumba haram ini adalah inginkan kebebasan dan keseronokan. Kebiasaannya, hadiah yang dipertandingkan dalam perlumbaan haram ini adalah wang pertaruhan yang diperolehi dari penonton dan gadis remaja daripada kumpulan yang kalah. Mereka tidak ketinggalan menggunakan dadah. Kumpulan lumba haram ini tidak takut kepada pemantauan pihak polis dan yang paling teruk mereka tidak takut mati setiap kali berlumba. Tidak menjadi masalah besar buat mereka seandainya mereka pernah terbabit dalam kemalangan atau rakan mereka maut ketika berlumba. Kumpulan ini mempunyai perasaan setia kepada kumpulan masing-masing dan sanggup terlibat dalam pergaduhan. Motosikal yang digunakan untuk perlumbaan haram kebiasaannya telah diubah. Peratusan remaja yang terlibat dalam perlumbaan haram ini semakin meningkat dan pihak polis sendiri semakin kerap membuat pemantauan bagi mengurangkan kes lumba haram sekaligus mengurangkan kadar kemalangan ngeri akibat perlumbaan tersebut.
                           Sehubungan dengan itu, ibu bapa memainkan peranan yang besar dan penting dalam mendidik anak dan mencorak akhlak anak agar menjadi insan yang berguna kelak. Malah ibu bapa sebenarnya merupakan insan yang menjadi role moden terhadap anaknya. Jika elok peridadi diri kedua orang tuanya maka elok jugalah kelakuan anaknya bak kata pepatah mana tumpahnya kuah kalau tidak dinasi. Selain itu, didikan agama yang lebih mendalam sejak kecil lagi perlu diterapkan agar mereka tahu baik buruk sesuatu perkara sebelum melakukannya agar mereka dapat membezakan perkara yang boleh mendatangkan akibat yang besar terhadap mereka juga keluarganya. Di sekolah pula, pihak sekolah juga memainkan peranan yang penting dalam pemantauan pelajar sekolahnya. Hal ini kerana guru merupakan orang penting yang kedua selain ibu bapa. Kempen tentang bahayanya dadah ataupun akibat berlakunya gejala sosial perlu diadakan dengan lebih kerap dan lebih terperinci agar mereka mengetahui dengan lebih dalam sesuatu jenayah. Perhatian yang sempurna daripada pihak guru juga perlu dititikberatkan kerana remaja gemar disayangi dan mereka juga berasa bahawa mereka memerlukan tempat bermanja selain daripada kedua ibu bapanya. Nasihat dan teguran sekiranya mereka melakukan kesalahan memberi impak yang besar agar mereka tidak lagi mengulangi perkara yang boleh mendatangkan rasa kekecewaan dalam diri orang yang mereka sayangi.
 Disamping itu, pihak polis perlu kerap mengadakan pemantauan agar masalah gejala sosial seperti melepak dan lumba haram dapat dikurangkan dan sekaligus dapat mengurangkan kadar jenayah dalam negara kita.
                    Sekiranya hal ini dibiarkan ataupun dipandang enteng sahaja akan memberi kesan yang buruk terhadap imej negara kita. Malah, kadar jenayah semakin meningkat dan kemungkinan perasaan belas kasihan sudah tiada dalam diri seseorang individu. Kadar jumlah anak luar nikah juga akan meningkat dari semasa ke semasa jika gejala buruk seperti ini makin berlarutan. Imej keluarga juga turut terjejas dan menjadi buah mulut orang sekeliling. Disebabkan akan hal tersebut, kurang keyakinan diri dalam diri seseorang individu akan makin menguasai diri dan akan terlahirlah golongan remaja yang tidak progresif, aktif dan berkerjaya dalam negara kita. Negara kita juga akan menjadi lebih kucar-kacir keadaannya di masa akan datang. Ini kerana bakal pemimpin negara iaitu remaja yang merupakan generasi y memiliki akhlak yang kurang dan juga lebih mementingkan keseronokan hidup daripada memikirkan perkara yang berkaitan dengan isu-isu negara. Keluarga memainkan peranan yang sangat  penting kerana dari instirusi kekeluargaanlah kebahagiaan dan keharmoniaan sesuatu masyarakat itu terbentuk. Keruntuhan sesebuah institusi kekeluargaan akan menyebabkan hilangnya kebahagiaan dan keharmoniaan yang dialami sesuatu masyarakat. Akhlak seseorang individu remaja yang baik dan mulia datangnya daripada sesebuah institusi kekeluargaan yang harmoni dan bahagia. Oleh sebab itu, keruntuhan sesebuah akhlak dalam institusi kekeluargaan akan memberi kesan yang besar ke atas kebahagiaan dan keharmonian sesuatu institusi kekeluargaan itu. Akibat daripada wujudnya ketidak harmonian dalam kekeluargaan, sesebuah kekeluargaan pastinya akan berlaku penceraian. Ini akan menjadikan masa depan anak-anak akan terbiar dan tidak terpelihara




Ulasan

Catatan popular daripada blog ini

KEPENTINGAN MEMPERTAHANKAN UNSUR KEBUDAYAAN

CARA MENGATASI MASALAH PENGANGGURAN