CARA MENGATASI MASALAH PENGANGGURAN
Pengangguran merupakan istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran biasanya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian,karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang,sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran dari faktor pribadi :
1. Faktor kemalasan
2. Faktor cacat atau umur
3. Faktor rendahnya pendidikan dan keterampilan
1. Faktor kemalasan
2. Faktor cacat atau umur
3. Faktor rendahnya pendidikan dan keterampilan
Faktor ini merupakan penyebab utama meningkatnya pengangguran di Indonesia, di antaranya:
a. Ketimpangan antara penawaran tenaga kerja dan kebutuhan
b. Kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat
c. Pengembangan sektor ekonomi
d. Banyaknya tenaga kerja wanita
a. Ketimpangan antara penawaran tenaga kerja dan kebutuhan
b. Kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat
c. Pengembangan sektor ekonomi
d. Banyaknya tenaga kerja wanita
Beberapa hal yang menyebabkan pengangguran antara lain:
a. Penduduk yang relatif banyak
b. Pendidikan dan keterampilan yang rendah
c. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja
d. Teknologi yang semakin modern
e. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakukan penghematan-penghematan.
f. Penerapan rasionalisasi
g. Adanya lapangan kerja yang dengan dipengaruhi musim
h. Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan suatu negara
a. Penduduk yang relatif banyak
b. Pendidikan dan keterampilan yang rendah
c. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja
d. Teknologi yang semakin modern
e. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakukan penghematan-penghematan.
f. Penerapan rasionalisasi
g. Adanya lapangan kerja yang dengan dipengaruhi musim
h. Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan suatu negara
Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang tidak mendapat pekerjaan.
1. Kurangnya informasi
2. Tidak adanya sistem penerimaan publik
3. Sulit menerapkan kepintarannya dalam dunia pekerjaan
1. Kurangnya informasi
2. Tidak adanya sistem penerimaan publik
3. Sulit menerapkan kepintarannya dalam dunia pekerjaan
Hal inilah yang paling besar pengaruhnya dalam dunia kerja sekarang ini, kurangnya informasi dapat menjadi faktor yang paling berpengaruh, hal ini diakibatkan keadaan lingkungan tempat tinggal yang tidak memungkinkan untuk terus meng update informasi tentang lowongan pekerjaan.
CARA MENANGANI PENGANGGURAN
1. Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Moral
Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerja yang lowong dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasi di tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan memindahkan industry (padat karya) ke wilayah yang mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk mengatasi msalah pengangguran structural.
Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerja yang lowong dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasi di tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan memindahkan industry (padat karya) ke wilayah yang mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk mengatasi msalah pengangguran structural.
2. Pengelolaan Permintaan Masyarakat
Pemerintah dapat mengurangi pengangguran siklikal melalui manajemen yang mengarahkan permintaan-permintaan masyarakat ke barang atau jasa yang tersedia dalam jumlah yang melimpah.
Pemerintah dapat mengurangi pengangguran siklikal melalui manajemen yang mengarahkan permintaan-permintaan masyarakat ke barang atau jasa yang tersedia dalam jumlah yang melimpah.
3. Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja
Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja.
Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki. Masalah tersebut adalah persoalan informasi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan system informasi yang memudahkan orang mencari pekerjaan yang cocok. System seperti itu antara lain dapat berupa pengumuman lowongan kerja di kampus dan media massa. Bias juga berupa pengenalan profil perusahaan di sekolah-sekolah kejuruan, kampus, dan balai latihan kerja.
Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja.
Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki. Masalah tersebut adalah persoalan informasi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan system informasi yang memudahkan orang mencari pekerjaan yang cocok. System seperti itu antara lain dapat berupa pengumuman lowongan kerja di kampus dan media massa. Bias juga berupa pengenalan profil perusahaan di sekolah-sekolah kejuruan, kampus, dan balai latihan kerja.
4. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi baik digunakan untuk mengatasi pengangguran friksional. Dalam situasi normal, pengangguran friksional tidak mengganggu karena sifatnya hanya sementara. Tingginya tingkat perpindahan kerja justru menggerakan perusahaan untuk meningkatkan diri (karir dan gaji) tanpa harus berpindah ke perusahaan lain.
Menurut Keynes, pengangguran yang disengaja terjadi bila orang lebih suka menganggur daripada harus bekerja dengan upah rendah. Di sejumlah Negara, pemerintah menyediakan tunjangan/santunan bagi para penganggur. Bila upah kerja rendah maka orang lebih suka menganggur dengan mendapatkan santunan penganggur. Untuk mengatasi pengangguran jenis ini diperlukan adanya dorongan-dorongan (penyuluhan) untuk giat bekerja.
Pengangguran tidak disengaja, sebaliknya, terjadi bila pekerja berkeinginan bekerja pada upah yang berlaku tetapi tidak mendapatkan lowongan pekerjaan. Dalam jangka panjang masalah tersebut dapat diatasi dengan pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi baik digunakan untuk mengatasi pengangguran friksional. Dalam situasi normal, pengangguran friksional tidak mengganggu karena sifatnya hanya sementara. Tingginya tingkat perpindahan kerja justru menggerakan perusahaan untuk meningkatkan diri (karir dan gaji) tanpa harus berpindah ke perusahaan lain.
Menurut Keynes, pengangguran yang disengaja terjadi bila orang lebih suka menganggur daripada harus bekerja dengan upah rendah. Di sejumlah Negara, pemerintah menyediakan tunjangan/santunan bagi para penganggur. Bila upah kerja rendah maka orang lebih suka menganggur dengan mendapatkan santunan penganggur. Untuk mengatasi pengangguran jenis ini diperlukan adanya dorongan-dorongan (penyuluhan) untuk giat bekerja.
Pengangguran tidak disengaja, sebaliknya, terjadi bila pekerja berkeinginan bekerja pada upah yang berlaku tetapi tidak mendapatkan lowongan pekerjaan. Dalam jangka panjang masalah tersebut dapat diatasi dengan pertumbuhan ekonomi.
5. Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja
Pengangguran terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di Negara kita, mengingat sejumlah besar penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu.
Pengangguran terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di Negara kita, mengingat sejumlah besar penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu.
6. Wiraswasta
Selama orang masih tergantung pada upaya mencari kerja di perusahaan tertentu, pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik. Masalah menjadi agak terpecahkan apabila muncul keinginan untuk menciptakan lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta yang berhasil.
Selama orang masih tergantung pada upaya mencari kerja di perusahaan tertentu, pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik. Masalah menjadi agak terpecahkan apabila muncul keinginan untuk menciptakan lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta yang berhasil.
CONTOH PENGANGGURAN YANG ADA DISEKITAR.
Pengangguran Musiman.
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur.
Contohnya : seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian atau pedangang buah rambutan.
•karangan ketiga.
pengangguran menjadi-jadi ketika ekonomi dunia bergolak. Pelbagai langkah harus diambil oleh kerajaan untuk mengatasi masalah ini terutama dalam kalangan belia.
Jelaskan langkah-langkah yang konkrit.
Kegawatan ekonomi menyebabkan jumlah penganggur di negara ini meningkat dengan begitu ketara sekali sehingga menimbulkan kebimbangan semua pihak. Jumlah penganggur yang tinggi untuk membuktikan kegagalan pihak kerajaan untuk mengatasi kemelut yang melanda ekonomi negara kerana terlalu bergantung kepada perkembangan ekonomi negara luar seperti Amerika Syarikat. Pihak media massa turut menyiarkan program yang menceritakan pengalaman penganggur untuk berjaya dalam hidup jadi bukti bahawa polemik pengangguran di negara ini mula menjadi isu politik juga. Sebenarnya, ada banyak langkah yang boleh diambil oleh pelbagai pihak untuk mengatasi masalah pengangguran ini jika mereka mahu bertindak.
Langkah awal ialah kerajaan harus memberikan bantuan kewangan yang mampu memberi rangsangan kepada ekonomi untuk berkembang dengan pesat. Bantuan kewangan ini perlulah besar yakni menelan bilion ringgit supaya lebih banyak projek pembangunan dijalankan secara serentak kerana jika semua projek pembangunan dijalankan serentak sudah pasti jumlah pekerja yang diperlukan ramai dan semua orang berpeluang untuk bekerja. Pakej kewangan ini hendaklah diuruskan oleh kerajaan dengan bijak melalui pemilihan projek ekonomi yang boleh mencambahkan lebih banyak aktiviti ekonomi sampingan seperti ekonomi berasaskan teknologi dan penyelidikan tinggi. Jelaslah, ekonomi negara akan pesat membangun jika kerajaan menyediakan pakej bantuan kewangan yang banyak untuk mewujudkan peluang pekerjaan.
Pakej kewangan yang besar ini boleh diikuti dengan pengenalan pelbagai insentif baru kepada ahli-ahli perniagaan terutama pembinaan lebih banyak kawasan industri dan pemberian bebas cukai kepada industri yang tidak membuang pekerjanya. Pelbagai insentif ini mampu menguatkan semangat kepada ahli perniagaan untuk mencuba melakukan sesuatu yang baru dalam perniagaannya dan juga mengharungi cabaran kegawatan ekonomi dengan lebih terbuka dan rasional kerana menyedari bahawa pihak kerajaan berusaha untuk menyelamatkan mereka juga. Semua idea baru yang diperkenalkan sudah pasti mampu memberikan suntikan kepada ahli perniagaan untuk meneruskan kerja mereka tanpa perlu membuang pekerja sebaliknya mereka mungkin memerlukan lebih ramai pekerja untuk mengambil kesempatan yang wujud itu. Maka, kerajaan perlu memberikan idea-idea baru yang mampu memudahkan ahli perniagaan untuk menjalankan peranan mereka dengan lebih efektif.
Selain itu, usaha untuk memperkenalkan negara harus ditingkatkan oleh kerajaan menerusi pameran dan kunjungan rombongan ekonomi ke negara-negara lain. Lawatan sebegini menyebabkan lebih banyak negara luar menyedari kelebihan dan kepentingan mendirikan perniagaan di Malaysia berdasarkan maklumat yang tepat diperoleh daripada ahli-ahli rombongan ini. Kemasukan lebih banyak model asing ke negara ini sudah pasti mampu menjana lebih banyak aktiviti ekonomi bersama-sama dengan pakej ekonomi yang sebelum ini ditawarkan oleh kerajaan untuk mengatasi masalah ekonomi. Hal ini membutkikan bahawa usaha memperkenalkan negara ke mata dunia amat penting terutama jika semua rombongan ini digunakan dengan sebaik mungkin dan tidak hanya sebagai satu lawatan sahaja.
Pihak swasta pula terutama ahli perniagaan turut mempunyai perana tersendiri yakni mereka perlu sanggup berkorban ketika negara mengalami masalah kegawatan ekonomi ini. Pengorbanan mereka itu boleh dijelmakan dalam bentuk mengurangkan gaji atau ganjaran buat mereka dalam bentuk bonus dan sebagainya supaya wang itu boleh digunakan untuk memastikan syarikat terus wujud lalu tidak membuang pekerja yang boleh menambahkan jumlah pengangguran. Kehidupan mereka yang sudah lama hidup mewah perlu dikorbankan demi kemajuan negara pada masa hadapan kerana jika mereka masih mengaut keuntungan menerusi gaji dan bonus yang tinggi sudah pasti syarikat mereka akan kekurangan sumber kewangan untuk mengharungi zaman kemelesetan ini. Oleh itu, pihak swasta harus juga memikirkan orang lain dan tidak hanya mamu menyelamatkan diri mereka sahaja dalam kegawatan sebegini.
Manakala pihak individu pula harus lebih positif mengharungi kegawatan ekonomi ini dengan cuba meningkatkan lagi kemahiran diri mereka seperti menyambung belajar, mengambil kursus jangka pendek dan meningkatkan prestasi diri. Sikap suka meningkatkan kebolehan diri memastikan seseorang pekerja itu terus dihargai oleh syarikat dan kemungkinan untuk dibuang kerja amat tipis. Malah, jika mereka dibuang kerja pun, golongan yang positif seperti ini akan mudah menerima kerja baru kerana mereka memiliki kemahiran lain yang sudah pasti diperlukan oleh syarikat lain pula atau mungkin mereka boleh bekerja sendiri berdasarkan pengalaman mereka sebelum ini. Lantaran itu, semua orang harus melihat pendidikan sebagai satu proses jangka masa panjang dalam hidup seseorang itu dan tidak menganggap pelajaran tamat selepas meninggalkan bangku sekolah sahaja.
Kesimpulannya, masalah pengangguran ini memang boleh mencetuskan ketidakstabilan jika negara gagal mengawalnya dengan baik berdasarkan pengalaman negara-negara jiran kita terutama Indonesia. Pihak kerajaan bersama-sama swasta perlu menyedari betapa pentingnya sikap bekerjasama untuk memulihkan ekonomi negara dalam masa yang terdekat ini. Tanpa kerjasama masalah ekonomi akan terus wujud lalu menimbulkan banyak masalah kepada rakyat untuk mencari peluang kerja yang baik terutama golongan muda yang baru sahaja keluar dari sekolah.
•Karangan Keempat.
Kenyataan menunjukkan bahwa masalah pengangguran merupakan masalah yang berdampak buruk pada aktivitas perekonomian masyarakat, baik pada kegiatan produksi, distribusi, maupun konsumsi. Oleh sebab itu, usaha-usaha untuk mengatasi pengangguran harus dilakukan secara terus-menerus. Adapun cara-cara untuk mengatasi pegangguran antara lain sebagai berikut.
1. Memperluas kesempatan kerja, dengan membuka lapangan kerja baru, baik di bidang pertanian, industri, perdagangan, maupun jasa.
2. Meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga para lulusan sudah siap pakai untuk menjadi tenaga yang terampil.
3. Meningkatkan kualitas tenaga kerja, dengan memberikan pendidikan keterampilan melalui pendidikan formal dan nonformal.
4. Memberikan kesempatan kerja ke luar negeri, melalui penyaluran Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
5. Mendorong tumbuh kembangnya usaha-usaha atau industri rumah tangga.
6. Memberikan peranan KB untuk menekan laju pertumbuhan penduduk
2. Meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga para lulusan sudah siap pakai untuk menjadi tenaga yang terampil.
3. Meningkatkan kualitas tenaga kerja, dengan memberikan pendidikan keterampilan melalui pendidikan formal dan nonformal.
4. Memberikan kesempatan kerja ke luar negeri, melalui penyaluran Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
5. Mendorong tumbuh kembangnya usaha-usaha atau industri rumah tangga.
6. Memberikan peranan KB untuk menekan laju pertumbuhan penduduk
Selain cara mengatasi pengangguran yang telah disebutkan di atas, ada juga cara lain untuk mengatasi pengangguran. Secara umum cara mengatasi pengangguran adalah dengan meningkatkan investasi, meningkatkan kualitas SDM, transfer teknologi dan penemuan teknologi baru, pembenahan perangkat hukum dalam bidang ketenagakerjaan, dan lainlain. Secara teknis kebijakan atau upaya-upaya untuk mengatasi pengangguran dapat ditempuh dengan berbagai kebijakan misalnya :
1. Menyelenggarakan bursa pasar kerja
Bursa tenaga kerja adalah penyampaian informasi oleh perusahaan-perusahaan atau pihak-pihak yang membutuhkan tenaga kerja kepada masyarakat luas. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar terjadi komunikasi yang baik antara perusahaan dan pencari kerja. Selama ini banyak informasi pasar kerja yang tidak mampu tersosialisasikan sampai ke masyarakat, sehingga mengakibatkan informasi lowongan kerja hanya bisa diakses oleh golongan tertentu.
1. Menyelenggarakan bursa pasar kerja
Bursa tenaga kerja adalah penyampaian informasi oleh perusahaan-perusahaan atau pihak-pihak yang membutuhkan tenaga kerja kepada masyarakat luas. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar terjadi komunikasi yang baik antara perusahaan dan pencari kerja. Selama ini banyak informasi pasar kerja yang tidak mampu tersosialisasikan sampai ke masyarakat, sehingga mengakibatkan informasi lowongan kerja hanya bisa diakses oleh golongan tertentu.
2. Menggalakkan kegiatan ekonomi informal
Kebijakan yang memihak kepada pengembangan sektor informal, dengan cara mengembangkan industri rumah tangga sehingga mampu menyerap tenaga kerja. Dewasa ini telah ada lembaga pemerintah yang khusus menangani masalah kegiatan ekonomi informal yakni Departemen Koperasi dan UKM. Selain itu dalam pengembangan sektor informal diperlukan keterpihakan dari Pemda setempat.
Kebijakan yang memihak kepada pengembangan sektor informal, dengan cara mengembangkan industri rumah tangga sehingga mampu menyerap tenaga kerja. Dewasa ini telah ada lembaga pemerintah yang khusus menangani masalah kegiatan ekonomi informal yakni Departemen Koperasi dan UKM. Selain itu dalam pengembangan sektor informal diperlukan keterpihakan dari Pemda setempat.
3. Meningkatkan keterampilan tenaga kerja
Pengembangan sumber daya manusia dengan peningkatan keterampilan melalui pelatihan bersertifikasi internasional. Berdasarkan survei tentang kualitas Tenaga Kerja menunjukkan bahwa ranking Human Development Index Indonesia di Asia pada tahun 2000 berada di peringkat 110. Sementara negara lain seperti Vietnam ada diperingkat 109, Filipina (77), Thailand (69), Malaysia (59), Brunei Darussalam (32), Singapura (25), Jepang (9). Data ini menunjukkan rendahnya kualitas sumber daya manusia sehingga peningkatan keterampilan mereka menjadi sangat perlu dilakukan.
Pengembangan sumber daya manusia dengan peningkatan keterampilan melalui pelatihan bersertifikasi internasional. Berdasarkan survei tentang kualitas Tenaga Kerja menunjukkan bahwa ranking Human Development Index Indonesia di Asia pada tahun 2000 berada di peringkat 110. Sementara negara lain seperti Vietnam ada diperingkat 109, Filipina (77), Thailand (69), Malaysia (59), Brunei Darussalam (32), Singapura (25), Jepang (9). Data ini menunjukkan rendahnya kualitas sumber daya manusia sehingga peningkatan keterampilan mereka menjadi sangat perlu dilakukan.
4. Meningkatkan mutu pendidikan
Mendorong majunya pendidikan, dengan pendidikan yang memadai memungkinkan seseorang untuk memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik. Dewasa ini sesuai dengan perintah undang-undang, pemerintah diamanatkan untuk mengalokasikan dana APBN sebesar 20% untuk bidang pendidikan nasional.
Mendorong majunya pendidikan, dengan pendidikan yang memadai memungkinkan seseorang untuk memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik. Dewasa ini sesuai dengan perintah undang-undang, pemerintah diamanatkan untuk mengalokasikan dana APBN sebesar 20% untuk bidang pendidikan nasional.
5. Mendirikan pusat-pusat latihan kerja
Pusat-pusat latihan kerja perlu didirikan untuk melaksanakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi yang ada.
Pusat-pusat latihan kerja perlu didirikan untuk melaksanakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi yang ada.
6. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Pemerintah perlu terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga akan memberikan peluang bagi penciptaan kesempatan kerja.
Pemerintah perlu terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga akan memberikan peluang bagi penciptaan kesempatan kerja.
7. Mendorong investasi
Pemerintah perlu terus mendorong masuknya investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri untuk menciptakan kesempatan kerja di Indonesia.
Pemerintah perlu terus mendorong masuknya investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri untuk menciptakan kesempatan kerja di Indonesia.
8. Meningkatkan transmigrasi
Transmigrasi merupakan langkah pemerintah meratakan jumlah penduduk dari pulau yang berpenduduk padat ke pulau yang masih jarang penduduknya serta mengoptimalkan sumber kekayaan alam yang ada.
Transmigrasi merupakan langkah pemerintah meratakan jumlah penduduk dari pulau yang berpenduduk padat ke pulau yang masih jarang penduduknya serta mengoptimalkan sumber kekayaan alam yang ada.
9. Melakukan deregulasi dan debirokrasi
Deregulasi dan debirokrasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru. Deregulasi artinya adalah perubahan peraturan aturan main terhadap bidang-bidang tertentu. Deregulasi biasanya ke arah penyederhanaan peraturan. Debirokrasiartinya perubahan struktur aparat pemerintah yang menangani bidang-bidang tertentu. Debirokrasi biasanya ke arah penyederhanaan jumlah pegawai/lembaga pemerintah yang menangani suatu urusan tertentu.
Deregulasi dan debirokrasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru. Deregulasi artinya adalah perubahan peraturan aturan main terhadap bidang-bidang tertentu. Deregulasi biasanya ke arah penyederhanaan peraturan. Debirokrasiartinya perubahan struktur aparat pemerintah yang menangani bidang-bidang tertentu. Debirokrasi biasanya ke arah penyederhanaan jumlah pegawai/lembaga pemerintah yang menangani suatu urusan tertentu.
10. Memperluas lapangan kerja
Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru terutama yang bersifat padat karya. Dengan adanya era perdagangan bebas secara regional dan internasional sebenarnya terbuka lapangan kerja yang semakin luas tidak saja di dalam negeri juga ke luar negeri. Ini tergantung pada kesiapan tenaga kerja untuk bersaing secara bebas di pasar tenaga kerja internasional.
Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru terutama yang bersifat padat karya. Dengan adanya era perdagangan bebas secara regional dan internasional sebenarnya terbuka lapangan kerja yang semakin luas tidak saja di dalam negeri juga ke luar negeri. Ini tergantung pada kesiapan tenaga kerja untuk bersaing secara bebas di pasar tenaga kerja internasional.
Cara mengatasi pengangguran bisa juga menggunakan pendekatan berdasarkan macam-macam pengangguran. Pengangguran ada beberapa macam, yaitu pengangguran struktural, pengangguran konjungtural (siklikal), pengangguran friksional, dan pengangguran musiman. Berikut ini akan diuraikan cara-cara mengatasi berbagai macam pengangguran.
1. Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Cara mengatasi pengangguran yang pertama kita bahas adalah pengangguran struktural. Pengangguran struktural terjadi karena perubahan struktur ekonomi, misalnya dari agraris ke industri. Untuk mengatasi pengangguran struktural bisa dilakukan cara-cara berikut:
a.Menggerakkan penganggur kepada yang lebih memerlukan.B. Membuka pendidikan dan latihan untuk menganggur untuk mengisi kekosongan jawatan kosong.
C. Menubuhkan projek-projek perindustrian dan buruh untuk menampung penganggur.
D. Meningkatkan pergerakan (perolehan) modal dan buruh untuk dapat menyerap penganggur.
E. Jadikan orang sedar betapa pentingnya menguasai teknologi moden untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dalam struktur ekonomi.
2. Cara Mengatasi Pengangguran Konjungtural (Siklikal)
Di samping pengangguran struktur, terdapat juga cara untuk mengatasi pengangguran konjunctural. Pengangguran secara konjunktur berlaku disebabkan oleh peningkatan aktiviti ekonomi yang pada suatu hari menyebabkan penurunan dalam kuasa beli rakyat diikuti dengan permintaan yang rendah untuk barangan dan perkhidmatan. Untuk mengatasi pengangguran secara konjunctural, boleh dilakukan cara-cara berikut:A. Meningkatkan kuasa beli awam dengan membuka pelbagai projek kerajaan.
B. Mengarahkan orang untuk menggunakan pendapatan mereka untuk membeli barangan dan perkhidmatan supaya permintaan terhadap barangan dan perkhidmatan meningkat.
C. Mewujudkan teknik pemasaran dan promosi yang menarik untuk orang yang berminat membeli barangan dan perkhidmatan.
3. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Cara mengatasi pengangguran friksional. Pengangguran friksional terjadi karena adanya pekerja yang ingin pindah mencari pekerjaan yang lebih baik dan cocok di perusahaan lain. Cara untuk mengatasi pengangguran ini bisa dilakukan dengan cara menyediakan sarana informasi lowongan kerja yang cepat, mudah dan murah kepada pencari kerja. Misalnya, dengan menempelkan iklan-iklan lowongan kerja di tempat-tempat umum secara rutin.
Cara mengatasi pengangguran friksional. Pengangguran friksional terjadi karena adanya pekerja yang ingin pindah mencari pekerjaan yang lebih baik dan cocok di perusahaan lain. Cara untuk mengatasi pengangguran ini bisa dilakukan dengan cara menyediakan sarana informasi lowongan kerja yang cepat, mudah dan murah kepada pencari kerja. Misalnya, dengan menempelkan iklan-iklan lowongan kerja di tempat-tempat umum secara rutin.
4. Di samping pengangguran struktur, terdapat juga cara untuk mengatasi pengangguran konjunctural. Pengangguran secara konjunktur berlaku disebabkan oleh peningkatan aktiviti ekonomi yang pada suatu hari menyebabkan penurunan dalam kuasa beli rakyat diikuti dengan permintaan yang rendah untuk barangan dan perkhidmatan. Untuk mengatasi pengangguran secara konjunctural, boleh dilakukan cara-cara berikut:
A. Meningkatkan kuasa beli awam dengan membuka pelbagai projek kerajaan.
B. Mengarahkan orang untuk menggunakan pendapatan mereka untuk membeli barangan dan perkhidmatan supaya permintaan terhadap barangan dan perkhidmatan meningkat.
C. Mewujudkan teknik pemasaran dan promosi yang menarik untuk orang yang berminat membeli barangan dan perkhidmatan.
A. Meningkatkan kuasa beli awam dengan membuka pelbagai projek kerajaan.
B. Mengarahkan orang untuk menggunakan pendapatan mereka untuk membeli barangan dan perkhidmatan supaya permintaan terhadap barangan dan perkhidmatan meningkat.
C. Mewujudkan teknik pemasaran dan promosi yang menarik untuk orang yang berminat membeli barangan dan perkhidmatan.
•karangan kelima.
Pengangguran merupakan masalah yang penting untuk diatasi dengan tepat. Terdapat beberapa solusi menurut kajian ilmu ekonomi dalam upaya mengatasi pengangguran. Solusi yang dapat ditempuh disesuaikan dengan jenis pengangguran itu sendiri. Seperti kita ketahui dalam pembahasan sebelumnya tentang jenis-jenis penggangguran ada beberapa diantaranya struktural,konjungtural (siklikal), friksional serta pengangguran musiman. Masing-masing jenis pengangguran mempunyai solusi pemecahan yang berbeda juga, seperti apa solusinya? Silahkan simak pembahasan berikut ini.
Bagaimana Mengatasi Pengangguran Bermusim
Pengangguran bermusim adalah pengangguran yang disebabkan oleh perubahan musim atau mungkin disebabkan oleh perubahan berkala dalam permintaan buruh. Beberapa cara untuk menangani pengangguran bermusim adalah seperti berikut:
Sediakan maklumat dengan cepat sekiranya kekosongan jawatan tersedia dalam bidang lain.
Berusaha memberikan beberapa latihan kemahiran yang orang-orang yang menganggur sudah ada seperti kemahiran jahit, kemahiran mendblon, kemahiran kimpalan dan sulaman.
Dengan pemberian keterampilan tersebut diharapkan para penganggur dapat bekerja sambil menunggu tibanya musim tertentu.
Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural merupakan pengangguran yang akibat terjadinya perubahan struktur ekonomi dalam negara tersebut, Contonya perubahan struktur dari agraris berubah menjadi industri. Upaya yang dapat dilakukan dalam rangka mengatasi pengangguran jenis ini antar lain sebagai berikut:
- Memberikan pendidikan dan pelatihan untuk para tenaga kerja yang menganggur agar dapat segera bekerja sesuai kemampuan yang disyaratkan.
- Mengusahakan pendirian industri dan proyek-proyek padat karya untuk memberi pekerjaan kepada para tenaga kerja yang mengangur.
- Memindahkan tenaga kerja yang mengganggur ke daerah yang lebih membutuhkan.
- Berusaha melakukan usaha untuk meningkatkan mobilitas (perputaran) modal dan tenaga kerja dengan tujuan dapat menyerap para penganggur.
- Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang arti penting penguasaan teknologi modern agar dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan struktur ekonomi.
Cara Mengatasi Pengangguran FriksionalPengangguran friksional merupakan pengangguran yang diakibatkan oleh adanya keinginan pekerja untuk pindah dari pekerjaannya dalam rangka mencari pekerjaan lain yang lebih mensejahterakan dan sesuai. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menangani pengangguran ini adalah dengan menyediakan sarana-sarana informasi terkait lowongan pekerjaan secara cepat, mudah dan terjangkau harganya kepada para pencari kerja. Contohnya, dengan menempelkan beberapa iklan lowongan pekerjaan di beberapa tempat umum yang dilakukan dengan rutin.
Cara Mengatasi Pengangguran Konjungtural atau Siklikal
Pengangguran konjungtural merupakan pengangguran yang diakibatkan oleh naik turunnya kegiatan perekonomian sehingga mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat dan berujung pada turunnya permintaan terhadap barang dan jasa.Cara yang tepat dalam mengatasi pengangguran jenis ini adalah sebagai berikut:
- Berusaha mengarahkan masyarakat negara tersebut agar menggunakan pendapatan yang dimilikinya untuk mengkonsumsi barang atau jasa dengan harapan permintaan terhadap barang dan jasa dapat meningkat.
- Berusaha untuk meningkatkan daya beli masyarakat dengan cara membuka proyek-proyek pemerintah.
- Menciptakan beberapa teknik dalam pemasaran dan promosi semenarik mungkin agar masyarakat berminat untuk membelanjakan pendapatanya.
SHAH ALAM - Penasihat Bersatu, Tun Dr Mahathir Mohamad hari ini berkongsi cara untuk mengatasi pengangguran di negara ini.
Menurutnya, keadaan negara yang aman damai merupakan kunci utama untuk mengelakkan kadar pengangguran meningkat.
"Keadaan negara yang aman dan selamat akan menarik pelabur-pelabur dari luar dan dalam negara untuk melabur seterusnya mewujudkan peluang pekerjaan yang banyak.
"Cara ini terbukti berkesan serta kita juga dapat mewujudkan keadaan dalam negara yang 'business friendly' dan aman tenteram," katanya ketika sidang FB Live 'Hangpa tanya, Chedet Jawab', hari ini.
Sementara itu, beliau turut memberikan komen mengenai cara yang digunakan oleh Perdana Menteri, Datuk Seri Najib Tun Razak dalam mengawal kadar pengangguran negara.
"Dasar yang digunakan Najib adalah untuk menambah pendapatan negara, akan tetapi tambah pendapatan sahaja tidak akan menyelesaikan masalah.
"Jika pendapatan ditambah maka kos pengeluaran dan juga kos sara hidup juga meningkat, seterusnya membuatkan kita mempunyai wang yang banyak namun tidak boleh berbelanja kerana harga barang meningkat," katanya lagi.
lambakan siswa punca pengangguran
Kongsi Konten di :
Artikel Penuh: http://ww1.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2006&dt=0203&sec=Muka_Hadapan&pg=mh_10.htm#ixzz4qdzmhB7H
© Utusan Melayu (M) Bhd
Setakat Jun 2015 dianggarkan Malaysia mempunyai 14.7 juta tenaga kerja dengan lebih 400,000 orang termasuk dalam golongan mencari pekerjaan pada setiap masa atau menganggur.
Seramai 107,000 orang daripada jumlah penganggur itu pula terdiri daripada graduan lepasan diploma, ijazah dan ke atas. Dengan istilah lain, kadar pengangguran di Malaysia berada pada paras 3.2 peratus daripada jumlah tenaga buruh.
Tersentak dengan jumlah berkenaan? Jika kini jumlah itu dilihat agak tinggi, bagaimana pula keadaannya pada tahun-tahun akan datang? Ini kerana setiap tahun, universiti awam mahupun swasta kita melahirkan ramai graduan. Bagaimanapun, pada ketika ini, itu adalah hakikat yang perlu diterima.
Menteri di Jabatan Perdana Menteri, Datuk Seri Abdul Wahid Omar berkata, walaupun kadar pengangguran itu belum dikategorikan sebagai membimbangkan, Kerajaan tetap berkewajipan untuk mencari langkah bersesuaian bagi menangani masalah pengangguran.
Maka, lahirlah program dan skim latihan pekerjaan untuk golongan terbabit seperti Skim Latihan 1Malaysia (SL1M), iaitu satu projek tanggungjawab korporat sosial (CSR) bagi meningkatkan kebolehpasaran dan keupayaan graduan mendapatkan pekerjaan.
“Kita mahu membantu mereka seramai mana yang kita boleh dan dengan menyediakan pelbagai latihan bermanfaat terkandung di dalam SL1M, ia dirasakan amat bertepatan.
“Selain itu, dalam hal ini juga, menjadi keperluan pihak industri dan majikan untuk membantu Kerajaan menyediakan tempat dan peluang pekerjaan kepada golongan muda yang menganggur,” katanya.
Menurutnya, Kerajaan mensasarkan untuk melahirkan seramai 15,000 pelatih SL1M menjelang 2016 berbanding 10,000 tahun ini.
Statistik menunjukkan, setakat ini, sebanyak 210 syarikat swasta dan syarikat berkaitan Kerajaan (GLC) yang menyertai SL1M terus komited dan pihaknya yakin jumlah itu dapat ditingkatkan lagi menerusi semasa ke semasa dalam membantu meningkatkan tahap kebolehpasaran graduan melalui Program SLIM yang dijalankan oleh syarikat masing-masing.
“Kami sentiasa mengalu-alukan syarikat sama ada di bandar mahupun luar bandar yang ingin terbabit sama dalam program SL1M sebagai komitmen menyokong agenda pembangunan modal insan yang berdaya saing.
“Program latihan seperti ini bukan saja dapat mengurangkan kadar pengangguran dalam kalangan graduan, tetapi juga meningkatkan bilangan graduan yang mempunyai pengalaman alam pekerjaan yang sebenar.
“Malah, menerusi pengalaman saya berjumpa dengan peserta, mereka berubah menjadi lebih baik dari segi pertuturan, penampilan mereka dan amat berkeyakinan tinggi apabila berhadapan dengan orang ramai selepas menyertai program ini,” katanya.
Sejak 2011 hingga kini, seramai 70,000 graduan di seluruh negara dibantu SL1M dan daripada jumlah itu, seramai 26,140 graduan dibantu secara terus menerusi program SL1M yang dijalankan oleh syarikat, manakala graduan selebihnya dibantu secara tidak langsung menerusi ‘Program Outreach’ SL1M yang dijalankan di seluruh negara.
Program SL1M dikelolakan Unit Perancang Ekonomi, Jabatan Perdana Menteri melalui kerjasama dan komitmen daripada GLC dan syarikat swasta seluruh negara. Fokus utama program ini adalah graduan ijazah sarjana muda dan ke atas yang belum mendapat pekerjaan, berasal daripada keluarga berpendapatan rendah dan tinggal di luar bandar.
Peserta akan dilatih firma yang ambil bahagian bagi meningkatkan keyakinan diri dan mendapat pekerjaan di syarikat berkenaan, tertakluk kepada kekosongan jawatan dan prestasi peserta.
Peserta atau graduan terbabit juga diberi pendedahan serta pengalaman kerja sebenar di syarikat yang terdiri daripada pelbagai sektor di seluruh negara. Pasukan petugas tentu boleh menambah baik aplikasi konsep atau pendekatan ini bagi membantu graduan lebih mudah mendapat pekerjaan.
Buktinya, SL1M mendapat sambutan dan penyertaan menggalakkan daripada GLC dan syarikat swasta serta graduan sejak dilancarkan pada 1 Jun 2011.
Antara faedah yang diperoleh graduan melalui latihan kebolehpasaran oleh pihak syarikat terbabit adalah mereka mendapat pendedahan dan pengalaman bekerja di syarikat terdiri daripada pelbagai sektor, menerima latihan kemahiran insaniah (komunikasi, pemikiran kreatif dan analitik, etiket, dandanan dan sebagainya), latihan pekerjaan (maksimum hingga 12 bulan) dan elaun bulanan minimum RM1,000.
Bagi syarikat yang menyertai program ini pula, Kerajaan memperkenalkan beberapa insentif untuk menghargai kerjasama dan sokongan yang diberikan. Antaranya, insentif potongan cukai berganda iaitu potongan dua kali melalui kaedah cukai pendapatan dan skim levi caruman HRDF.
Sementara itu, Ketua Sekretariat SL1M, Norashikin Ismail berkata, berdasarkan banyak kajian dilakukan pihak universiti dan agensi pekerjaan, antara faktor pengangguran adalah sikap penganggur yang memilih pekerjaan selain cerewet dengan tawaran gaji.
Bagi golongan graduan pula, antara punca pengangguran adalah kelulusan dimiliki tidak menepati pasaran pekerjaan, tidak memenuhi kehendak majikan atau hanya lulus ‘cukup makan’, kurang keyakinan diri, lemah dalam penguasaan Bahasa Inggeris, kurang kemahiran berkomunikasi dengan baik dan sebagainya.
“Oleh itu, kita mahu sampaikan mesej kepada semua bahawa SL1M ini bagaikan peluang kedua kepada mereka untuk mendapatkan pengalaman dan pekerjaan.
“Program ini dilaksanakan atas dasar CSR dan juga amal jariah syarikat yang menyertai bagi membantu ramai graduan terutamanya graduan yang berasal dari kawasan pedalaman dan berpendapatan rendah meningkatkan kebolehpasaran mereka sekali gus turut meningkatkan ekonomi keluarga,” katanya.
“Saya juga amat mengalu-alukan penyertaan lebih banyak lagi GLC, syarikat pelaburan berkaitan kerajaan (GLIC) serta syarikat swasta Malaysia ke dalam SL1M,” kata Norashikin.
Tiada bayaran dikenakan dan tiada had usia ditetapkan bagi mereka yang mahu mendaftar SL1M ini. Pendaftaran boleh dibuat di laman web rasmi Unit Perancang Ekonomi, Jabatan Perdana Menteri dan sentiasa mendapatkan maklumat terkini di www.facebook.com/Ski
lambakan siswa punca pengangguran
Kadar pengangguran di negara ini meningkat kepada 3.8 peratus atau 397,600 orang pada suku akhir 2005 dengan lambakan siswazah merupakan penyumbang utama peningkatan itu.
Kadar pengangguran terkini menunjukkan peningkatan sebanyak 0.7 peratus berbanding 3.1 peratus atau 326,100 penganggur pada pertengahan tahun lalu atau pada suku kedua 2005.
Statistik Jabatan Perangkaan yang dikemas kini pada 31 Disember 2005 menunjukkan suku pertama tahun itu mencatatkan kadar pengangguran hanya 3.5 peratus atau melibatkan 363,500 penganggur.
Mengulas mengenai fenomena tersebut, Presiden Kongres Kesatuan Sekerja Malaysia (MTUC), Syed Shahir Syed Mohamud berkata, terdapat banyak faktor yang menyebabkan kadar pengangguran meningkat selepas ia mencatatkan penurunan pada suku kedua tahun lepas.
``Mereka (siswazah) memang mencari kerja, tetapi faktor persekitaran kerja kadangkala membuatkan mereka berfikir banyak kali,'' kata beliau ketika dihubungi Utusan Malaysia di sini hari ini.
Katanya, selain memilih pekerjaan dan jawatan, peningkatan pengangguran juga berlaku disebabkan kurangnya jawatan kosong di peringkat tinggi berbanding jawatan di peringkat rendah yang sering memerlukan banyak tenaga kerja.
Ditanya mengenai keberkesanan Skim Latihan Graduan (SLG) yang diwujudkan untuk menyediakan para siswazah dengan kemahiran tertentu, beliau berkata, kewujudan SLG juga membantu mengurangkan kadar pengangguran.
Namun katanya, tidak semua kemahiran yang diperlukan majikan ditawarkan dalam SLG.
``Selain golongan siswazah, kadar pengangguran juga berlaku disebabkan banyak sebab lain yang melibatkan golongan pertengahan,''jelas beliau.
Syed Shahir berkata, faktor tersebut ialah pengecilan saiz tenaga kerja serta penggabungan antara syarikat yang sekali gus mengurangkan jumlah pekerja.
Menurutnya, keengganan sesetengah syarikat untuk beroperasi juga merupakan antara punca pengangguran, ditambah pula dengan mereka yang telah berhenti kerja dan kemudian mendaftar dengan Jabatan Tenaga Kerja (JTK).
Beliau turut mendedahkan mengenai kebanjiran pekerja asing yang semakin bertambah terutamanya dalam sektor perladangan, pembuatan dan perkilangan.
Kata beliau, antara faktor yang menyebabkan masyarakat tempatan kurang berminat ialah tawaran gaji yang rendah selain persekitaran kerja yang tidak sesuai.
``Daripada 10.5 juta jumlah tenaga buruh, 8 peratus daripada mereka ialah pekerja asing,'' ujarnya.
Artikel Penuh: http://ww1.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2006&dt=0203&sec=Muka_Hadapan&pg=mh_10.htm#ixzz4qdzmhB7H
© Utusan Melayu (M) Bhd
RIOT: Kadar pengangguran di Malaysia adalah terkawal dan dijangka tidak melebihi 3.5 peratus tahun ini. - Gambar fail
SHAH ALAM: Kadar pengangguran di Malaysia adalah terkawal dan dijangka tidak melebihi 3.5 peratus tahun ini disebabkan oleh kegawatan ekonomi global, kata Menteri Sumber Manusia Datuk Seri Richard Riot.
Katanya, Malaysia sentiasa menjadi antara negara yang memiliki kadar pengangguran terendah pada 3.1 peratus.
"Menurut penanda aras Pertubuhan Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), apa-apa yang kurang daripada empat peratus masih dianggap sebagai gunatenaga penuh.
"Kerajaan telah menggariskan agenda ekonomi yang dijangka dapat menghasilkan 1.5 juta pekerjaan menjelang 2020 di bawah Rancangan Malaysia ke-11," katanya.
Beliau berkata demikian pada sidang akhbar selepas memberikan pengiktirafan ke atas pusat sehenti untuk program Sistem Latihan Dual Nasional (SLDN) kepada Proton Holdings Bhd (Proton) di sini hari ini.
Kementerian tersebut, bersama-sama dengan Jabatan Pembangunan Kemahiran, telah menganugerahkan Proton akreditasi bagi latihan kemahiran automotif.
Riot berkata Malaysia masih boleh dianggap sebagai sebuah negara yang memiliki gunatenaga penuh.
"Saya percaya jika kadar purata pengangguran purata sebanyak 3.1 peratus ini naik, ia tidak akan melebihi 3.5 peratus.
"Selain itu, memang kerajaan mempunyai agenda untuk menghasilkan lebih banyak kerja-kerja baru dan pekerja-pekerja mahir, malahan, perusahaan kecil dan sederhana sekarang ini masih menggaji ramai orang.
"Saya percaya melalui projek-projek seperti Kompleks Bersepadu Pengerang Petronas dan Taman Perindustrian Samalaju di Sarawak, kadar pengangguran di Malaysia tidak akan melebihi 3.5 peratus," katanya.
Perangkaan utama terkini bagi tenaga buruh di Malaysia menunjukkan kadar pengangguran pada November 2016 adalah sebanyak 3.4 peratus. Tenaga buruh meningkat sebanyak 0.4 peratus kepada 14.83 juta berbanding dalam bulan sebelumnya.
Katanya, Malaysia sentiasa menjadi antara negara yang memiliki kadar pengangguran terendah pada 3.1 peratus.
"Menurut penanda aras Pertubuhan Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), apa-apa yang kurang daripada empat peratus masih dianggap sebagai gunatenaga penuh.
"Kerajaan telah menggariskan agenda ekonomi yang dijangka dapat menghasilkan 1.5 juta pekerjaan menjelang 2020 di bawah Rancangan Malaysia ke-11," katanya.
Kementerian tersebut, bersama-sama dengan Jabatan Pembangunan Kemahiran, telah menganugerahkan Proton akreditasi bagi latihan kemahiran automotif.
Riot berkata Malaysia masih boleh dianggap sebagai sebuah negara yang memiliki gunatenaga penuh.
"Saya percaya jika kadar purata pengangguran purata sebanyak 3.1 peratus ini naik, ia tidak akan melebihi 3.5 peratus.
"Selain itu, memang kerajaan mempunyai agenda untuk menghasilkan lebih banyak kerja-kerja baru dan pekerja-pekerja mahir, malahan, perusahaan kecil dan sederhana sekarang ini masih menggaji ramai orang.
"Saya percaya melalui projek-projek seperti Kompleks Bersepadu Pengerang Petronas dan Taman Perindustrian Samalaju di Sarawak, kadar pengangguran di Malaysia tidak akan melebihi 3.5 peratus," katanya.
Perangkaan utama terkini bagi tenaga buruh di Malaysia menunjukkan kadar pengangguran pada November 2016 adalah sebanyak 3.4 peratus. Tenaga buruh meningkat sebanyak 0.4 peratus kepada 14.83 juta berbanding dalam bulan sebelumnya.
Ulasan
Catat Ulasan